Sungai Cisadane di malam hari, Indah. |
Mata air Sungai Cisadane berada di Gunung Salak-Pangrango dengan posisinya berada di sebelah selatan
Kabupaten Tangerang dan merupakan sungai yang cukup besar melintasi Tangerang
dan Bogor. Panjang sungai seluruhnya sekitar
80 kilometer yang bermuara di Laut Jawa.
Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di seluruh wilayah Provinsi Banten, secara geografis terletak antara 1060 5’ dan 1060 9’ Bujur Timur serta 50 00’ dan 60 80’ Lintang Selatan. Luas DAS Cisadane kurang lebih 1.343,77 km2 dengan panjang sungai 79,6 km . Wilayah Aliran Sungai Cisadane ini dibatasi oleh :
Letak Geografis Sungai Cisadane yang berada di seluruh wilayah Provinsi Banten, secara geografis terletak antara 1060 5’ dan 1060 9’ Bujur Timur serta 50 00’ dan 60 80’ Lintang Selatan. Luas DAS Cisadane kurang lebih 1.343,77 km2 dengan panjang sungai 79,6 km . Wilayah Aliran Sungai Cisadane ini dibatasi oleh :
- Bagian Utara : dibatasi oleh laut Jawa
- Bagian Barat : dibatasi oleh DAS Cimanceuri
- Bagian Timur : dibatasi oleh DAS Angke
- Bagian Selatan : dibatasi
oleh DAS Cimandiri dan DAS Citarik 2.
(Data DSDAP Provinsi Banten).
Sejak dahulu Sungai Cisadane telah dimanfaatkan
secara optimal untuk kegiatan pengairan. Selain untuk kegiatan pengairan, Pemerintak
Kolonial Belanda sendiri telah membuat sebuah bendungan guna mengatur debit air
sungai Cisadane yang akan mengalir ke Batavia. Jika tidak demikian dikhawatirkan
kota Batavia terendam banjir cukup parah. Bendungan tersebut berdiri megah
sampai dengan saat ini di daerah Kota Tangerang, tepatnya di perbatasan antara
Kecamatan Karawaci dan Kecamatan Neglasari. Bendungan tersebut masih berfungsi
baik saat ini, dan masyarakat Kota Tangerang menyebutnya dengan Bendungan Air
Pintu Sepuluh atau Sangego.
Sungai Cisadane |
Entah apakah ikan-ikan masih banyak di Sungai Cisadane, lantaran
masih adanya beberapa industri yang membuang limbahnya ke aliran sungai. Dinas
Lingkungan Hidup Kota Tangerang saja pernah mengeluarkan laporan bahwa sungai kebanggan
masyarakat Tangerang ini telah tercemar zat limbah seperti sianida, tembaga,
seng, dan sebagainya. Ironinya, air sungai digunakan sebagai bahan baku
produksi PDAM Kota dan Kabupaten Tangerang yang mensuplai kebutuhan air bersih
masyarakat.
Untunglah masih ada perhatian pemerintah untuk menjaga
kelestarian Sungai Cisadane. Setidaknya pemerintah melarang pendirian rumah
sepanjang bantaran sungai. Jika tidak, tentu limbah rumah tangga menambah
pencemaran. Bisa jadi air sungai yang semula coklat berubah menjadi hitam dan
bau seperti nasib sejumlah sungai di kota Jakarta. Pemerintah juga bertindak
keras terhadap industri yang masih bandel membuang sampah ke sungai.
Pernah ada rencana menjadikan Sungai Cisadane sebagai
objek wisata dengan menyediakan perahu yang bisa disewa untuk susuri sungai.
Hanya saja, rencana tersebut belum terealisasi sampai sekarang. Setidaknya saat ini setahun sekali Pemkot Tangerang menggelar Festival Cisadane yang selalu menampilkan perlombaan Perahu Naga yaitu lomba dayung di atas
sungai Cisadane.
Menyeberangi Sungai Cisadane (source : Museum Benteng Heritage) |
Menurut seorang sesepuh, Sungai Cisadane masa lalu lebarnya
lebih luas dibandingkan kondisi saat ini. Ketika itu pedagang bamboo sering
melintas. Penulis sendiri masih bisa melihat semasa kecil. Pemandangan yang
menarik. pedagang bamboo berdiri di atas rakit yang juga dibuat dari
batang-batang bambu. Perlahan-lahan si pedagang mendayung rakitnya. Dalam
sehari bisa lebih dari tiga kali pedagang melintas. Rasanya pemerintah perlu
melirik membuat jalur transportasi air melalui sungai Cisadane.
Aroma mistis pun tidak bisa lepas jika membicarakan Sungai
Cisadane. Konon sering dikabari terdapat siluman buaya putih di sungai
ini. Siluman ini berwujud buaya dan suka memangsa orang-orang yang sedang
beraktifitas di tepi sungai, seperti mandi atau mencuci. Buaya sendiri pun
masih bisa ditemukan karena penulis pernah melihatnya terakhir sekitar tahun
2004 di tengah-tengah Sungai Cisadane selama beberapa hari
Nampak ke permukaan (sempat menjadi tontonan warga yang melintas di Jembatan Cisadane,
Jalan Jagal Kelurahan Mekarsari Kecamatan Neglasari, atau dari lantai atas Gedung Cisadane milik Pemkot Tangerang.
Tetapi masa kini sungai
Cisadane menghadapi tantangan jaman yang begitu berat. Upaya melestarikan
bisa terus berlangsung jika sungai Cisadane dijadikan sebagai salah satu simbol
kota. Sehingga anak-cucu pun masih bisa menyaksikan sebuah sungai yang bersih
dan indah yang terpelihara dengan baik.
let me Intruduce my self : www.amartha-saturnus.blogspot.com
BalasHapus