DAS Ciliwung-Cisadane dan Permasalahannya - Dalam
RTRW Propinsi Jawa Barat 2010, Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane yang mempunyai
luas sekitar 4.496 km2 dengan potensi Sumber Daya Air Permukaan sebesar 5,5
Milyar M3 per tahun, terdiri dari 4 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS
Ciliwung, DAS Cisadane, DAS Kali Buaran, dan DAS Kali Bekasi, yang berdasarkan
hasil kajian pada tahun 2001 mempunyai kondisi sangat kritis, di mana rasio
aliran mantap atau perbandingan antara kebutuhan air dan ketersediaan air atau
kondisi debit aliran sungai yang diharapkan selalu ada sepanjang tahun dari ke
empat DAS tersebut telah jauh melebihi 100%.
Peta DAS Ciliwung - Cisadane |
Hal
tersebut tentunya sangat kontras dengan kenyataan bahwa Kawasan Bodebek-Punjur
merupakan dua Kawasan yang mempunyai potensi perkembangan yang sangat pesat,
baik dari aspek pertumbuhan penduduk (sepertiga penduduk Jabar) maupun dari
Laju Pertumbuhan Ekonominya (4,5% tahun 2001) yang selalu di atas rata-rata
Jawa Barat.
Berdasarkan
analisis citra landsat 1994 dan 2001, telah terjadi pergeseran penggunaan lahan
(perubahan tata guna tanah) dari hutan primer sebesar 41,12% di Kawasan Bodebek
dan sebesar 6,76% di Kawasan Bopunjur, dari hutan sekunder sebesar 68,94% di
Kawasan Bodebek dan sebesar 1,2% di Kawasan Bopunjur, serta dari penggunaan
sawah sebesar 11,98% di Kawasan Bodebek dan sebesar 4,42% di Kawasan Bopunjur.
Berdasarkan berbagai perkembangan dan kondisi tersebut, terdapat beberapa
permasalahan, baik dalam penataan ruang di Kawasan Bodebek-Punjur tersebut,
maupun dalam pengelolaan Sumber Daya Air di DAS-DAS dalam Kawasan tersebut.
Permasalahan penataan ruang yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut:
Belum
sinerginya penanganan atas terjadinya pergeseran penggunaan lahan terutama di
Kawasan Lindung hutan, serta belum memadainya acuan penanganan kawasan yang
ditetapkan fungsinya sebagai Kawasan Lindung non hutan, misalnya acuan dalam
pemanfaatan lahan perkebunan yang telah habis HGU-nya, Kawasan perkotaan yang
terus meningkat dan telah melebihi yang ditetapkan dalam rencana, sehingga
berdasar data tahun 2001 telah terjadi penyimpangan sebesar 79,5%).
Permasalahan
dalam pengelolaan sumber daya air dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Ketersediaan air di Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane secara umum telah sangat kritis,
- Belum terkendalinya pemanfaatan ruang baik di sepanjang sempadan sungai maupun pengelolaan di badan sungainya,
- Ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan semakin mahal dan langka baik kuantitas maupun kualitasnya, sehingga menimbulkan berbagai konflik antar sektor maupun antar wilayah,
- Fluktuasi ketersediaan air permukaan sangat tinggi, sehingga sering terjadi kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Hal tersebut merupakan wujud dari hulu DAS yang fungsi konservasinya telah jauh berkurang,
- Belum adanya kesinergian antar wilayah dalam bentuk role sharing antara Propinsi/Kabupaten/Kota - Propinsi/Kabupaten/Kota di daerah hilir dalam rangka penanganan hulu DAS.
Kondisi
tersebut memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan DAS yang
berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang tahun. - DAS Ciliwung-Cisadane dan Permasalahannya.
DAS Ciliwung-Cisadane dan Permasalahannya
Source : Situs Pengolahan Air Baku
Repost by rulianto sjahputra-2012
0 komentar:
Posting Komentar