Bendungan Pintu
Sepuluh Cisadane
- Pemerintah Belanda
membangunnya selama enam tahun, sejak 1925 hingga 1931, dengan mendatangkan
para pekerja dari Cirebon. Bendungan ini bertujuan untuk mengatur aliran sungai
Cisadane hingga membuat Tangerang menjadi kawasan pertanian yang subur. Dari
bendung ini, air didistribusikan untuk irigasi dan sumber air baku bagi kawasan
Tangerang. Sebagian besar dialirkan ke muara Sungai Cisadane di Tanjung Burung
(Teluk Naga) menuju ke Laut Jawa. Bangunan sepanjang 110 meter ini membentang
di Kali Cisadane tepatnya di daerah Pasar Baru.
Bendung
ini sekarang dikelola oleh Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA)
Cisadane-Ciujung, Kota Tangerang. Dari sini pula, para petugas BPSDA menjaga
ketinggian air untuk mencegah banjir. Batas ketinggian air normal di bendungan
ini adalah 12,5 meter. Ketika terjadi banjir bandang yang melanda Kota
Tangerang pada 1981, ketinggian air di Pintu Air Sepuluh ini mencapai 14 meter,
kendati seluruh pintunya sudah dibuka.
Sedangkan
di musim kemarau, ketinggian air bisa mencapai 11 meter.
Bendungan Pintu Sepuluh Cisadane |
Sungai
Cisadane merupakan salah satu sungai lintas Provinsi yang melalui wilayah
Provinsi Jawa Barat dan Baten. Sungai ini bersumber dari kaki Gunung Salak dan
Gunung Pangrango yang mengalir kearah utara melalui kota Bogor, Ciampera,
Tangerang dan berakhir di muara Laut Jawa. Sungai Cisadane mempunyai anak
sungai antara lain : Cisodong, Cibogo, Citempuan, Ciaten, Cisidangbarang,
Cipanas, dan lain sebagainya. Debit minimun Sungai Cisadane adalah 26,54 m3/s
dan maksimum adalah 484, 43 m3/s. Adapun manfaat air sungai Cisadane adalah :
sebagai sumber air minum, sumber air baku industri, dan untuk keperluan
domestik.
Dengan
daerah tangkapan seluas 1.100 km2, sungai Cisadane merupakan salah satu sungai
utama di Propinsi Banten dan Jawa Barat. Sumbernya berada di Gunung Salak –
Pangrango (Kabupaten Bogor, sebelah Selatan Kabupaten Tangerang) dan mengalir
ke Laut Jawa. Panjang sungai sekitar 80 km.
Fluktuasi
aliran Sungai Cisadane sangat bergantung pada curah hujan di daerah
tangkapannya. Aliran yang tinggi terjadi saat musim hujan dan menurun saat
musim kemarau. Antara tahun 1971 dan 1997, berdasarkan pemantauan di Stasiun
Pengamat Serpong, aliran sungai terendah yang pernah terjadi tercatat sebesar
2,93 m³/detik di tahun 1991 dan tertinggi 973,35 m3/detik pada tahun 1997.
Berdasarkan
catatan bulanan antara tahun 1981 dan 1997, aliran minimum terjadi antara bulan
Juli dan September, dengan rata-rata aliran di bawah 25 m³/detik.
Pada
saat ini Sungai Cisadane diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi industri,
irigasi dan air minum di wilayah ini.
Namun
demikian peningkatan pencemaran akibat kegiatan industri dan domestik termasuk
pembuangan limbah cair secara ilegal, mengakibatkan pengolahan air menjadi
semakin mahal dan sulit untuk dilakukan. - Bendungan
Pintu Sepuluh Cisadane.
-----------------------------------------------------
Bendungan Pintu Sepuluh Cisadane
Bendungan Pintu Sepuluh Cisadane
Source : Situs Pengolahan Air Baku
Repost by rulianto-2012
0 komentar:
Posting Komentar